MANA YANG LEBIH PENTING, Pendidikan Agama atau Pendidikan Umum ???
Oleh : Muhashonah
Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Putri, Mantingan
Muhashonah0203@gmail.com
“Ilmu adalah sahabat akrab seorang mukmin, kesantunan sebagai
pengiringnya, kecerdasan sebagai peyunjuknya, amal sebagai buahnya, sabar
sebagai ketua regunya, kelembutan sebagai ayahnya dan kelembutan sebagai
saudaranya.” (Wahab bin Munabbih)
“Ilmu tak bisa diperoleh dengan cara memanja-manjakan diri
(bersantai ria).” (yahya bin Katsir)
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, tanpa pendidikan negara
tak akan maju, tanpa pendidikan tidak akan ada peradaban dunia baru yang penuh
dengan serba technologi. Setiap manusia memiliki hak yang sama yaitu
mendapatkan pendidikan yang baik. Latar belakang masyarakat yang berbeda – beda
menyebabkan adanya berbagai motif pendidikan, baik dari pendidikan agama maupun
pendidikan umum, pendidikan formal atau nonformal. Pendidikan didapat dari ia
masih didalam rahim sampai ia menutup mata diakhir hayatnya. Dalam kandungan ia
dapat mendengar apa yang yang terjadi di dunia luar dan dapat merasakan apa
yang sedang orang tuanya rasakan. Walaupun bayi tersebut belum dapat melihat.
Saat sudah lahir ia belajar dari perkataan orang tuanya dan orang – orang yang
berada disekitarnya misalnya sepeti panggilan ibu untuk ibunya dan ayah untuk
ayahnya, maka kebanyakan bayi kata yang pertama kali diucapkan adalah kata
“ibu”.
Al- Qur’an yang pertama kali turun yaitu surat al-Alaq dengan
perintah membaca. Membaca adalah jalur termudah untuk belajar.
اقرأ باسـم ربك
الذي خلق.
“Bacalah dengan menyebut nama
Tuhan mu yang menciptakan”
Membaca tidak hanya dikelas duduk manis didepan buku, tetapi
membaca berarti sangat luas yaitu membaca alam sekitar membaca situasi dan
keadaan lingkungan membaca dari segala aspek kehidupan manusia.Ini merupakan
pendidikan yang bersifat komplek. Membaca dengan menyebut nama Allah yang telah
menciptakan alam semesta ialah belajar dengan macam - macam ilmu tanpa
membedakan antara ilmu agama dengan ilmu dunia. Ilmu agama dan ilmu dunia
haruslah berjalan beriringan, jika tidak maka akan terjadi kepincangan. Baik
ilmu dunia maupun ilmu agama sama – sama penting dalam kehidupan.
Di zaman Saat ini
masyarakat mulai resah dengan akhlaq anak – anak dan para remaja yang ngawur
dan tidak jelas aktifitasnya. Orang tua menjadi patokan dalan pendidikan anak –
anaknya, jika orang tua itu baik maka insyaallah anak – anaknya akan meniru
orang tuanya, tapi jika orang tuanya tidak baik maka kemungkinan anaknya pun
akan sama atau bahkan lebih dari pada itu. Seseorang membutuhkan qudwah hasanah
atau contah yang baik, baik ia masih anak – anak, remaja bahkan yang sudah
dewasa pun masih membutuhkan yang namanya contoh. Anak mendapatkan contoh dari
orang tua dan gurunya, sedangkan orang tua mendapatkan contoh dari orang tua mereka
sebelumnya dan dari pengalaman hidup yang pernah dijalaninya. Ini semua
merupakan sebuah pendidikan mental dan pendidikan akhlaq secara langsung.
Penting
memepelajari ilmu agama tidak hanya sebagai bekal akhirat tapi juga bekal
dunia. Ilmu agama mencakup semuanya seperti bermuamalah kepada sesama manusia,
bahkan sains pun dibahas dalam ilmu agama dan ini terdapat di dalam al –
Qur’an. Penciptaan alam semesta,dan penciptaan manusia dikupas dalam al –
Qur’an. Sains hanya mencoba membuktikan ilmu – ilmu yang bahkan sudah
tercantum dalam al – Qur’an sejak 1400
tahun yang lalu. Seperti pembuktian bahwa bumi itu bulat, planet – planet
berputar pada porosnya, berbagai macam obat yang di ambil dari perut lebah.
Ilmu – ilmu umum sangat penting seperti belajar bahasa inggris agar dapat
berkomunikasi dengan berbagai orang dimanca negara. Untuk membuktikan kebenaran
– kebenaran al – Qur’an pun membutuhkan ilmu umum seperti technologi yang
canggih.
Pendidikan agama
sama pentingnya dengan pendidikan ilmu umum, tapi terkadang masyarakat
memandang sebelah mata, bahwa ilmu umum lebih penting dari pada ilmu agama.
Tanpa ilmu agama ilmu umum akan menjadikan manusia tersesat. Maka haruslah
dalam pendidikan antara agama dan dunia harus selalu beriringan. Anak pandai matematika
orang tua bangga giliran anak tidak bisa ngaji atau membaca al-Qur’an orang tua
biasa aja. Anak mendapat rangking satu orang tua mengelu – elu sedangkan anak
tidak bisa sholat orang tua diam saja. Dunia sudah terbalik, manusia terlenakan
dengan kebahagiaan sesaaat.
Pendidikan terbaik
seorang anak adalah dari orang tuanya, orang tua adalah pangkal keberhasilan
anak. Penanaman karakter pada anak dimulai sejak dini. Jika karakter anak
tersebut baik maka hidupnya akan baik. Heru Saiful Anwar mengatakan dalam
tulisannya pada Jurnal pendidikan Islam, At-Ta’dib yang berjudul Membangun
Karakter Bangsa bahwa Karakter artinya sifat – sifat kejiwaan, akhlaq atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; tabiat; watak. Berkatakter
maksudnya mempunya kepribadian, berwatak.
Pendidikan ilmu dunia juga sangat penting karena kita hidup didunia,
Untuk bersaing menjadi manusia yang maju dan negara yang maju manusia
membutuhkan ilmu umum atau ilmu dunia seperti teknologi karena ini sebenernya
nanti tidak akan di tanya saat diakhirat tapi ia berguna dalam keberlangsungan
hidup. Saat pendidikan dunia baik dan pendidikan agama juga baik maka berhasillah
seseorang itu karena telah menguasai semua ilmu.
Sebuah bangsa akan
dikatakan maju jika pendidikan di dalamnya tergolong baik misalnya seperti
negara Jepang, Jerman, Cina dan yang lainnya. Sedangkan untuk Indonesia sendiri
masih jauh dari kata baik. Pendidikan pertama yang ditanamkan kepada anak anak
adalah pendidikan karakter, yaitu
seperti kedisiplinan, keterampilan, kecakapan, toleransi, dan tanggung jawab. Jika
generasi bangsa tersebut baik maka nagara akan baik karena kepemimpinan tetap
diteruskan oleh pemuda – pemuda yang berkarakter dan berbudi tinggi.
Pendidikan yang
baik adalah ketika ilmu agama dan ilmu umum tidak di pisahkan. Orang tua, guru,
dan masyarakat ikut andil dalam
pendidikan anak – anak bangsa. Mengenalkan kepada mereka cara hidup yang baik,
mengajarkan untuk mengenali Tuhan penciptanya melalui kitab sucinya dengan
menjalankan syari’at – syari’at dan meyakini apa yang seharusnya diyakini.
Kunci dari pendidikan itu sendiri adalah hati. Jika hati itu ikhlas menerima
ilmu yang di sampaikan kepadanya maka ini akan memberikan pengaruh yang baik dalam
perilakunya. Jika hati tersebut telah tertutup untuk menerima ilmu maka
hitamlah hatinya dan buruklah perangainya. Sangat disayangkan jika anak bangsa
mempunyai perilaku yang buruk perangai yang tidak disukai sedangkan pancasila
menjadi patokan indonesia yang selaras dengan agama islam. Pemerintah juga ikut
berperan dalam pendidikan bangsa, pemerintah yang memegang kendali lembaga –
lembaga pendidikan yang ada seperti Sekolah Dasar Negeri (SDN), Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN), Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), dan
Universitas – Universitas negeri. Program –Program yang diberikan pemerintah
haruslah sejalan dengan visi dan misi negara agar mencapai tujuan negara. Bisa
diambil contoh lembaga pendidikan yang dari pertama berdiri sampai sekarang
masih eksis walau sudah berabad – abad yaitu Universitas Al – Azhar Di Kairo,
Mesir. Lembaga ini sangat menjaga visi dan misi dan tidak memisahkan antara
sains dan agama. Sedangkan di Indonesia sendiri justru memiliki program
pemisahan antara agama dengan sains.
Tanggung jawab
yang besar bagi para orang tua untuk membekali anak – anaknya ilmu agama
sebagai pondasi. Tantangan zaman yang semakin kritis membuat kegelisahan
tersendiri bagi beberapa orang tua. Tingkat Khawatir yang tinggi karena takut
anaknya terjerumus dalam pergaulan yang tidak benar. Akhirnya orang tua
membatasi ruang anak untuk bermain dan protective kepada anaknya. Padahal bisa
dengan cara lain yaitu dengan memberikan kegiatan aktif yang bernilai positif
dimasyarakat seperti ikut kerja bakti, ikut organisasi remaja masjid (REMAS),
memberikan pengerahan dalam perilakunya, dll.
Jika semuanya ikut
berperan dalam memberikan pendidikan maka besar kemungkinan akan sukses dalam
pendidikan. Negara maju dan memiliki SDM yang berkualitas. Pendidikan ilmu
agama dan pendidikan ilmu umum tetap berjalan bersama beriringan dengan saling
menguatkan. Negara Indonesia memang bukan negara muslim tapi indonesia memiliki
masyarakat mayoritas muslim.