Senin, 30 Oktober 2017

Essay Pendidikan



MANA YANG LEBIH PENTING, Pendidikan Agama atau Pendidikan Umum ???
Oleh : Muhashonah
Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Putri, Mantingan
Muhashonah0203@gmail.com

“Ilmu adalah sahabat akrab seorang mukmin, kesantunan sebagai pengiringnya, kecerdasan sebagai peyunjuknya, amal sebagai buahnya, sabar sebagai ketua regunya, kelembutan sebagai ayahnya dan kelembutan sebagai saudaranya.” (Wahab bin Munabbih)
“Ilmu tak bisa diperoleh dengan cara memanja-manjakan diri (bersantai ria).” (yahya bin Katsir)

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, tanpa pendidikan negara tak akan maju, tanpa pendidikan tidak akan ada peradaban dunia baru yang penuh dengan serba technologi. Setiap manusia memiliki hak yang sama yaitu mendapatkan pendidikan yang baik. Latar belakang masyarakat yang berbeda – beda menyebabkan adanya berbagai motif pendidikan, baik dari pendidikan agama maupun pendidikan umum, pendidikan formal atau nonformal. Pendidikan didapat dari ia masih didalam rahim sampai ia menutup mata diakhir hayatnya. Dalam kandungan ia dapat mendengar apa yang yang terjadi di dunia luar dan dapat merasakan apa yang sedang orang tuanya rasakan. Walaupun bayi tersebut belum dapat melihat. Saat sudah lahir ia belajar dari perkataan orang tuanya dan orang – orang yang berada disekitarnya misalnya sepeti panggilan ibu untuk ibunya dan ayah untuk ayahnya, maka kebanyakan bayi kata yang pertama kali diucapkan adalah kata “ibu”.
Al- Qur’an yang pertama kali turun yaitu surat al-Alaq dengan perintah membaca. Membaca adalah jalur termudah untuk belajar.
اقرأ باسـم ربك الذي خلق.
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan”
Membaca tidak hanya dikelas duduk manis didepan buku, tetapi membaca berarti sangat luas yaitu membaca alam sekitar membaca situasi dan keadaan lingkungan membaca dari segala aspek kehidupan manusia.Ini merupakan pendidikan yang bersifat komplek. Membaca dengan menyebut nama Allah yang telah menciptakan alam semesta ialah belajar dengan macam - macam ilmu tanpa membedakan antara ilmu agama dengan ilmu dunia. Ilmu agama dan ilmu dunia haruslah berjalan beriringan, jika tidak maka akan terjadi kepincangan. Baik ilmu dunia maupun ilmu agama sama – sama penting dalam kehidupan.
            Di zaman Saat ini masyarakat mulai resah dengan akhlaq anak – anak dan para remaja yang ngawur dan tidak jelas aktifitasnya. Orang tua menjadi patokan dalan pendidikan anak – anaknya, jika orang tua itu baik maka insyaallah anak – anaknya akan meniru orang tuanya, tapi jika orang tuanya tidak baik maka kemungkinan anaknya pun akan sama atau bahkan lebih dari pada itu. Seseorang membutuhkan qudwah hasanah atau contah yang baik, baik ia masih anak – anak, remaja bahkan yang sudah dewasa pun masih membutuhkan yang namanya contoh. Anak mendapatkan contoh dari orang tua dan gurunya, sedangkan orang tua mendapatkan contoh dari orang tua mereka sebelumnya dan dari pengalaman hidup yang pernah dijalaninya. Ini semua merupakan sebuah pendidikan mental dan pendidikan akhlaq secara langsung.
            Penting memepelajari ilmu agama tidak hanya sebagai bekal akhirat tapi juga bekal dunia. Ilmu agama mencakup semuanya seperti bermuamalah kepada sesama manusia, bahkan sains pun dibahas dalam ilmu agama dan ini terdapat di dalam al – Qur’an. Penciptaan alam semesta,dan penciptaan manusia dikupas dalam al – Qur’an. Sains hanya mencoba membuktikan ilmu – ilmu yang bahkan sudah tercantum  dalam al – Qur’an sejak 1400 tahun yang lalu. Seperti pembuktian bahwa bumi itu bulat, planet – planet berputar pada porosnya, berbagai macam obat yang di ambil dari perut lebah. Ilmu – ilmu umum sangat penting seperti belajar bahasa inggris agar dapat berkomunikasi dengan berbagai orang dimanca negara. Untuk membuktikan kebenaran – kebenaran al – Qur’an pun membutuhkan ilmu umum seperti technologi yang canggih.
            Pendidikan agama sama pentingnya dengan pendidikan ilmu umum, tapi terkadang masyarakat memandang sebelah mata, bahwa ilmu umum lebih penting dari pada ilmu agama. Tanpa ilmu agama ilmu umum akan menjadikan manusia tersesat. Maka haruslah dalam pendidikan antara agama dan dunia harus selalu beriringan. Anak pandai matematika orang tua bangga giliran anak tidak bisa ngaji atau membaca al-Qur’an orang tua biasa aja. Anak mendapat rangking satu orang tua mengelu – elu sedangkan anak tidak bisa sholat orang tua diam saja. Dunia sudah terbalik, manusia terlenakan dengan kebahagiaan sesaaat.
            Pendidikan terbaik seorang anak adalah dari orang tuanya, orang tua adalah pangkal keberhasilan anak. Penanaman karakter pada anak dimulai sejak dini. Jika karakter anak tersebut baik maka hidupnya akan baik. Heru Saiful Anwar mengatakan dalam tulisannya pada Jurnal pendidikan Islam, At-Ta’dib yang berjudul Membangun Karakter Bangsa bahwa Karakter artinya sifat – sifat kejiwaan, akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; tabiat; watak. Berkatakter maksudnya mempunya kepribadian, berwatak.
Pendidikan ilmu dunia juga sangat penting karena kita hidup didunia, Untuk bersaing menjadi manusia yang maju dan negara yang maju manusia membutuhkan ilmu umum atau ilmu dunia seperti teknologi karena ini sebenernya nanti tidak akan di tanya saat diakhirat tapi ia berguna dalam keberlangsungan hidup. Saat pendidikan dunia baik dan pendidikan agama juga baik maka berhasillah seseorang itu karena telah menguasai semua ilmu.
            Sebuah bangsa akan dikatakan maju jika pendidikan di dalamnya tergolong baik misalnya seperti negara Jepang, Jerman, Cina dan yang lainnya. Sedangkan untuk Indonesia sendiri masih jauh dari kata baik. Pendidikan pertama yang ditanamkan kepada anak anak adalah  pendidikan karakter, yaitu seperti kedisiplinan, keterampilan, kecakapan, toleransi, dan tanggung jawab. Jika generasi bangsa tersebut baik maka nagara akan baik karena kepemimpinan tetap diteruskan oleh pemuda – pemuda yang berkarakter dan berbudi tinggi.
            Pendidikan yang baik adalah ketika ilmu agama dan ilmu umum tidak di pisahkan. Orang tua, guru,  dan masyarakat ikut andil dalam pendidikan anak – anak bangsa. Mengenalkan kepada mereka cara hidup yang baik, mengajarkan untuk mengenali Tuhan penciptanya melalui kitab sucinya dengan menjalankan syari’at – syari’at dan meyakini apa yang seharusnya diyakini. Kunci dari pendidikan itu sendiri adalah hati. Jika hati itu ikhlas menerima ilmu yang di sampaikan kepadanya maka ini akan memberikan pengaruh yang baik dalam perilakunya. Jika hati tersebut telah tertutup untuk menerima ilmu maka hitamlah hatinya dan buruklah perangainya. Sangat disayangkan jika anak bangsa mempunyai perilaku yang buruk perangai yang tidak disukai sedangkan pancasila menjadi patokan indonesia yang selaras dengan agama islam. Pemerintah juga ikut berperan dalam pendidikan bangsa, pemerintah yang memegang kendali lembaga – lembaga pendidikan yang ada seperti Sekolah Dasar Negeri (SDN), Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), dan Universitas – Universitas negeri. Program –Program yang diberikan pemerintah haruslah sejalan dengan visi dan misi negara agar mencapai tujuan negara. Bisa diambil contoh lembaga pendidikan yang dari pertama berdiri sampai sekarang masih eksis walau sudah berabad – abad yaitu Universitas Al – Azhar Di Kairo, Mesir. Lembaga ini sangat menjaga visi dan misi dan tidak memisahkan antara sains dan agama. Sedangkan di Indonesia sendiri justru memiliki program pemisahan antara agama dengan sains.
            Tanggung jawab yang besar bagi para orang tua untuk membekali anak – anaknya ilmu agama sebagai pondasi. Tantangan zaman yang semakin kritis membuat kegelisahan tersendiri bagi beberapa orang tua. Tingkat Khawatir yang tinggi karena takut anaknya terjerumus dalam pergaulan yang tidak benar. Akhirnya orang tua membatasi ruang anak untuk bermain dan protective kepada anaknya. Padahal bisa dengan cara lain yaitu dengan memberikan kegiatan aktif yang bernilai positif dimasyarakat seperti ikut kerja bakti, ikut organisasi remaja masjid (REMAS), memberikan pengerahan dalam perilakunya, dll.
            Jika semuanya ikut berperan dalam memberikan pendidikan maka besar kemungkinan akan sukses dalam pendidikan. Negara maju dan memiliki SDM yang berkualitas. Pendidikan ilmu agama dan pendidikan ilmu umum tetap berjalan bersama beriringan dengan saling menguatkan. Negara Indonesia memang bukan negara muslim tapi indonesia memiliki masyarakat mayoritas muslim.